Selasa, 21 Agustus 2007

Serang Tolak Konversi Minyak Tanah ke Gas

Bupati Serang, Taufik Nuriman menolak konversi minyak tanah ke gas elpiji yang rencananya akan dilakukan mulai Oktober 2007. Penolakan ini tertuang dalam surat dukungan terhadap usulan Dewan Pimpinan Cabang Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) Banten bernomor 541.11/2993/ PE tanggal 20 Agustus 2007.

Sebelumnya, Hiswana Migas Banten mengusulkan penundaan konversi minyak tanah ke gas khususnya di Rayon VII - Banten kepada PT Pertamina Unit Pemasaran III Jakarta pada tanggal 30 Juli 2007. Surat tersebut juga dikirimkan sebagai tindasan kepada Gubernur Banten Atut Chosiyah serta seluruh bupati/walikota se-Banten.

Surat Bupati Serang sebagai balasan dari Hiswana Migas ke Jakarta. Alasannya, Hiswana Migas mendengar rencana, konversi minyak tanah untuk Rayon VII, yakni Kabupaten Serang, Pandeglang, Lebak, dan Kota Cilegon, akan dilaksanakan bulan Oktober 2007. Padahal para pengusaha minyak di Banten menilai, warga di empat kabupaten/ kota itu belum siap menggunakan gas elpiji sebagai bahan bakar.

Wilayah Rayon VII termasuk daerah pinggiran, dan budaya masyarakatnya masih terbelakang. Sebagai gambaran - bukan bermaksud merendahkan, jangankan memakai kompor gas elpiji, memakai kompor minyak tanah saja masih perlu sosialisasi serius. Berdasarkan data Hiwswana Migas Banten, kebutuhan minyak tanah di Rayon VII hanya sebesar 2,96 liter per orang untuk satu bulan. Angka itu masih berada di bawah angka kebutuhan minyak tanah dari Bappenas, 3,75 liter per orang selama satu bulan.

Selain itu, tingkat ekonomi masyarakat yang masih relatif rendah menjadi pertimbangan penolakan konversi minyak tanah ke gas elpiji. Hiswana Migas khawatir, tingginya harga elpiji akan mendapat penolakan dari masyarakat. Masyarakat perkotaan seperti Depok, Bekasi, dan Tangerang saja menolak konversi minyak tanah, apalagi, masyarakat di Rayon VII yang tergolong masih tradisional, pasti belum bisa menerima program pemerintah itu.

Hingga kemarin, baru Bupati Serang yang menyatakan setuju usulan Hiswana Migas. Ia menyatakan, mendukung penundaan pelaksanaan konversi minyak tanah ke gas. Sementara itu di Kota Serang, masih banyak warga enggan menggunakan gas elpiji untuk memasak. Selain mahal, warga juga mengaku masih takut menggunakan gas elpiji.

Tidak ada komentar: