Minggu, 16 September 2007

3 Jaksa Pandeglang Peras Kepala SDN

Kejati Banten segera menyelidiki kasus pemerasan Kepala SDN Sodong 2 Saketi, Pandeglang, yang diduga dilakukan 3 oknum pegawai Kejaksaan Negeri (Kajari) Pandeglang berinisial ES, HI dan MP sebesar Rp1.100.000.

Untuk diketahui, penyelidikan yang dilakukan Kejati ini, karena Kepala SDN 2 Sodong, Saketi, Pandeglang, Janati, mengaku telah didatangi tiga orang yang mengendarai mobil dinas dan pakaian kejaksaan. Ketiganya mendatangi SDN Sodong 2 mengatasnamakan jaksa. Ketiga orang itu meminta uang dengan alasan pekerjaan pembangunan gedung di sekolah itu bermasalah. Janati ditakut-takuti apabila tidak memberi uang maka pekerjaan bangunan akan disidik oleh kejaksaan. Lantaran ketakutan, kepala sekolah memberikan uang kepada tiga oknum itu sebesar Rp 1.100.000.

Sementara itu, Kepala Kejari (Kajari) Pandeglang Yessi Esmiralda belum mengetahui hal tersebut. Tetapi, dia meminta agar kepala sekolah datang ke Kejari dan menunjukan oknum pegawai Kejari yang melakukan pemerasan.

Sebelumnya, Kejati Banten telah melimpahkan hasil pemeriksaan 8 jaksa yang berasal dari wilayah Banten, yang dianggap nakal karena terkait indisipliner dan memiliki perilaku yang dianggap tidak sungguh-sungguh menyelesaikan perkara.

Sementara itu, Gerakan Nasional Pemberatasan Korupsi (GNPK) Provinsi Banten prihatin dengan munculnya kasus-kasus di sekitar aparat penegak hukum, termasuk kejaksaan. Ibaratnya penegak hukum itu merupakan sapu yang harus membersih lantai agar terlihat bersih. Tetapi bagaimana mau bersih, wong sapunya belepotan. Hasilnya, lantai yang disapu bukan tambah bersih malah bau dan kotor.

Rabu, 12 September 2007

Merak Dituding Sengaja Buat Antrean Truk

Pengemudi kendaraan pengangkut barang menuding terdapat unsur kesengajaan dalam peristiwa penumpukan kendaraan yang tejadi dalam dua bulan terakhir ini di Pelabuhan Penyeberangan Merak-Bakauhuni (Lampung). Hampir setiap akhir pekan terjadi antrean panjang. Seharusnya, pihak pelabuhan sudah tahu bahwa menjelang puasa, pasti terjadi peningkatan arus barang dari Pulau Jawa-Sumatera atau sebaliknya.

Kesan adanya unsur kesengajaan itu menyebar di kalangan pengemudi. Ada pengemudi yang mengaitkan kesan itu dengan permainan oknum-oknum tertentu untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan kelompoknya. Dengan terjadinya penumpukan barang, oknum-oknum itu bisa menawarkan berbagai jasa mulai dari jasa keamanan, jalur tembak dan sebagainya.

Sebagian pengemudi juga menengarai penumpukan kendaraan itu merupakan upaya pengelola pelabuhan menekan pemerintah pusat agar tarif penyeberangan dinaikkan. Sebab dengan keruwetan dan penumpukan kendaraan, pengelola pelabuhan beralasan bahwa peristiwa itu disebabkan minimnya pendapatan akibat tarif saat itu.

Penumpukan kendaraan pengangkut barang di Pelabuhan Penyeberangan Merak, Kota Cilegon, Provinsi Banten semakin parah. Antrean truk kembali memadati ruas Jalan Tol Jakarta-Merak, tepatnya hingga di Km 97.600 atau sejauh 7 Km. Namun Minggu (9/9) malam, antrean kendaraan truk sudah mulai menyusut. Antrean tersebut mulai menyusut tinggal 3 kilometer dari arah pelabuhan.

Sementara itu, Manajer Operasional ASDP Indonesia Ferry Merak, Endin Juhaendi membantah penumpukan kendaraan itu merupakan rekayasa atau terdapat unsur kesengajaan. Penyebab penumpukan kendaraan kali ini adalah gelombang laut di Selat Sunda sangat besar sejak Kamis (6/9). Tingginya gelombang laut ini menyebabkan kapal-kapal roro kesulitan untuk sandar di dermaga, baik di Merak maupun di Bakauheuni. Ini mengakibatkan bertambahnya waktu sandar yang pada akhirnya mengurangi jumlah trip kapal. Kalau trip berkurang berarti jumlah penumpang dan kendaraan yang diseberangkan berkurang.

Kondisi ini bertambah parah karena sebagian kapal roro masih menjalani perawatan atau docking. Dari 22 kapal yang ada, 6 kapal masuk docking. Sisanya, 16 kapal melayani penyeberangan di Selat Sunda. Namun kapal yang beroperasi itu memiliki kapasitas muat kendaraan relatif kecil berkisar 30-40 kendaraan per kapal. Sedangkan kapal yang docking justru memiliki kapasitas muat di atas 150 kendaraan per kapal. Jadwal keberangkatan kapal roro juga semakin lambat akibat pengisian BBM kapal roro di tengah laut yang memerlukan waktu 6 jam, sehingga sangat mempengaruhi kapasitas muat seluruh kapal roro.

999 Penderita Diare di Saketi

Penderita diare di Saketi, Kabupaten Pandeglang sejak Januari-Agustus 2007 tercatat 999 orang. Diare disebabkan tercemarnya lingkungan pemukiman akibat tidak sehatnya pola hidup masyarakat setempat. Misalnya Desa Majau ternyata termasuk daerah endemis diare. Penyebabnya, warga setempat tidak memiliki MCK. Warga masih berak di lahan perkebunan karet.

Selama tahun 2007, kejadian luar biasa (KLB) terjadi bulan Februari. Pada KLB itu, sebanyak 179 orang terjangkit diare dalam kurun satu hari setelah mengkonsumsi makanan di salah satu rumah di desa tersebut yang sedang hajatan. Kalau dilihat dari lingkungan, warga Desa Majau kurang memperhatikan kebersihan lingkungan, sehingga warganya mudah terjangkit diare.

Penyakit diare sendiri disebabkan bakteri echolin yang terdapat pada kotoran manusia. Karena warga daerah tersebut jarang yang memiliki MCK, maka akan mudah terjangkit diare!

Jumat, 07 September 2007

Dilarang ke Serang, Sopir Angkot Demo

Ratusan sopir angkot jurusan Cilegon-Serang kembali demo di Terminal Kepandean, Serang, Banten, Jumat (7/9). Mereka memprotes larangan angkot masuk ke Serang. Aksi ini memacetkan lalu lintas di Jalan Legok dan Kepandean.

Kericuhan sempat terjadi ketika sejumlah sopir mensweeping sopir lain yang masih beroperasi. Para penumpang termasuk pelajar terlantar karena diturunkan paksa di jalan. Polisi menangkap sejumlah sopir yang dianggap provokator.

Unjuk rasa ini adalah yang ketiga kalinya sebagai buntut kebijakan Dishub Banten yang melarang angkot dari Cilegon memasuki Serang. Sejumlah sopir mengaku kadang dibolehkan masuk ke Serang setelah membayar pungli kepada oknum petugas sebesar Rp 10 ribu per hari.